Jumat, 12 Februari 2010

            Kreativitas adalah kemampuan anak untuk menuangkan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah meskipun untuk dirinya sendiri yang unik dan baru. Kreativitas tidak hanya mencakup segi kognitif melainkan afektif dan psikomotor.Menurut beberapa ahli pskologi, kemampuan kreatif merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan dan perlu dipupuk sejak dini, di samping pada masa ini sedang mengalami masa emas (golden age) yang perlu pula diberi rangsangan (stimulus). Lalu mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini? Karena:
  1. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan  (mengaktualisasikan) dirinya dimana perwujudan aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967).
  2. Dengan berpikir kreatif sebagai kemampuan melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam dunia pendidikan (Guilford, 1967).
  3. Bersibuk diri dengan berpikir dan bertindak kreatif akan memberikan kepuasankepada individu masing-masing.
  4. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Saat ini masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru.
       Pada umumnya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Di negara Indonesia sendiri penelitian tentang ciri-ciri kepribadian yang kreatif dilakukan pada tahun 1977 dengan membandingkan pendapat kelompok, yaitu kelompok psikolog, guru dan orang tua. Alat penelitian yang digunakan ialah adaptasi dari Torrance, yaitu Ideal Pupil Checklist  yang terdiri atas 60 ciri yang melalui studi empiris. Penelitian ini merumuskan ciri pribadi kreatif, yaitu:
  1. Imajinatif
  2. Mempunyai prakarsa
  3. Mempunyai minat luas
  4. Mandiri dalam berpikir
  5. Melit
  6. Senang berpetualang
  7. Penuh energi
  8. Percaya diri
  9. Bersedia mengambil resiko
  10. Berdiri dalam pendirian dan keyakinan.
       Terlepas dari semua teori dan ciri-ciri pribadi kreatif, yang terpenting adalah bagaimana kita menciptakan kondisi yang bagus untuk menunjang kreativitas anak. Dalam hal ini peranan orang tua sangat penting. maka seyogyanya sebagai orang tua kita perlu memahami dan menerapkan apa-apa yang perlu kita lakukan dan apa-apa yang tidak perlu kita lakukan dalam pemupukan kreativitas anak. dari berbagai penelitian diperoleh hasil, bahwa sikap orang tua yang bisa memupuk krativitas anak, ialah:
  1. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
  2. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan berkhayal.
  3. Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri.
  4. Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal.
  5. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan dan apa yang dihasilkan.
  6. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
  7. Menikmati keberadaannya bersama anak.
  8. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
  9. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
  10. Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
Sedangkan sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan kreativitas anak, ialah:
  1. Mengatakan kepada anak bahwa dia dihukum apabila bersalah.
  2. Tidak membolehkan anak marah kepada orang tua.
  3. Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.
  4. Tidak membolehkan anak bermain dnegan anak dari keluarga yang mempunyai pandnagan dan nilai berbeda dari keluarga anak.
  5. Anak tidak boleh berisik.
  6. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.
  7. Orang tua memberi saran-saran spesifik dalam menyelesaikan tugas atau masalah.
  8. Orang tua kritis terhadap anak dna menolak gagasan-gagasan anak.
  9. Orang tua tidak sabar dengan anak.
  10. Orang tua dan anak adu kekuasaan.
  11. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas atau masalah.
        Tidak jauh berbeda dengan orang tua di rumah, guru sebagai orang tua kedua bagi anak selama di sekolah pun mempunyai peranan penting dalam pemupukan dna tersalurkannya kreativiats anak. Namun, bagaimana cara guru memunkinkan munculnya kreativitas, memupuknya dna merangsang pertumbuhannya pada anak? Banyak sekali, di antaranya:
  1. Mendorong motivasi intrinsik pada anak, yaitu dorongan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensinya untuk menjadi lebih matang.
  2. Memahami dan memegang falsafah mengajar, seperti: Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan, anak patut dihargai dan disayangi sebgai pribadi yang unik, dll.
  3. Mengatur ruang kelas sedemikian rupa untuk memupuk belajar yang bermakna dan kreativitas pada anak. Misalnya menyediakan beragam bahan pendidikan yang memungkinkan rangsangan visual dan melakukan banyak kegiatan serta eksperimen.
  4. Guru mengikutsertakan anak untuk menilai pekerjaan sendiri. Sistem ini membuat penilaian / evaluasi lebih bersifat memberi informasi yang berguna bagi belajar dan kinerja siswa, daripada mengawasi.
  5. Memberikan hadiah yang pantas walaupun sekedar senyuman atau anggukan, kata penghargaan, atau benda-benda yang berkesan. Hal ini menimbang betapa senangnya anak mendapat hadiah dan semangatnya untuk melakukan usaha demi memperoleh hadiah.
  6. Sedapat mungkin, berilah kesempatan kepada anak untuk memilih, namun tetap dalam batasan-batasan kita.
        OKlah kalo begitcu.....kita sebagai orang tua......kita sebagai guru.....mari sama-sama saling mendukung dan bekerja untuk memaksimalkan kreativitas anak dan aktualisasinya di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Supaya hidupnya lebih bermakna, otaknya lebih terasah dan alat motoriknya lebih  terampil.....